Sabtu, 24 Maret 2012

penyakit pada ayam

penyakit pada ayam

Studi literatur: Mengenal penyakit Infectious Bursal Disease (Gumboro)

ayam_ilustrasi
Infectious Bursal Desease (IBD) atau Gumboro merupakan penyakit infeksi viral yang akut, dan sangat menular pada ayam muda. Sel limfoid terutama sel B merupakan sel target primer penyakit tersebut dan jaringan limfoid pada bursa fabriseus merupakan organ yang terserang paling parah. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Cosgrove pada tahun 1962, dan disebut sebagai “Avian Nephrosis” karena ada kerusakan pada ginjal yang parahditemukan pada burung (Cosgrove 1962 dalam Calnek 1997). Penyakit ini sangat penting di dunia perunggasan karena terjadi kematian yang tinggi pada ayam muda (umur 3 – 6 minggu) dan merupakan penyakit imunosupresif apabila terjadi secara subklinis sehingga mengakibatkan reaksi terhadap vaksinasi rendah, mudah terkena infeksi bakteri, protozoa, dan virus lain (Cereno 2004).
Agen
IBD disebabkan oleh famili virus birnaviridae dan genus avibirnavirus (Huang et al., 2004). Virus ini memiliki lapisan tunggal, tidak beramplop, dengan bentuk simetris ikosahedral dan berdiameter 55 sampai 65 nm (Hirai dan Shimakura 1974 dalam Calnek 1997).
Virus ini mempunyai resistensi terhadap berbagai macam desinfektan dan faktor – faktor lingkungan, dan akan tetap infeksius sekurangnya selama 4 bulan di dalam lingkungan kandang ayam sehingga apabila terjadi kontaminasi virus, penyakit ini akan muncul kembali pada flok berikutnya (Butcher dan Miles 2006). Sampai saat ini terdapat tiga strain virus IBD yang dapat dibedakan dari gejala klinisnya yaitu Classic Strain, Variant Strain, dan Very Virulent Strain atau disebut juga vvIBD (Cereno 2004).
Ayam yang terinfeksi virus ini dapat menulari ayam lain melalui feses, pakan, air minum, dan liter dalam kandang secara ingesti. Cacing Alphitobus diaperinus telah dilaporkan sebagai pembawa virus (Butcher dan Miles 2006). Karena sifat resistensinya virus ini mudah ditransmisikan secara mekanik melalui orang, peralatan dan kendaraan dari daerah yang terkontaminasi virus.
Gejala klinis
a. Classic Strain
IBD muncul pada ayam petelur dan pedaging meskipun dapat muncul juga di kalkun, pada burung tidak terserang. Morbiditas bisa muncul dari 10 % sampai 90 % dan mortalitas sekitar 3 %.
Kejadian pada ayam petelur lebih parah daripada ayam pedaging. Kemunculan pada unggas yang lebih muda biasanya asimptomatik. Gejala klinis biasanya muncul sekitar 2 sampai 4 hari setelah infeksi dengan gejala seperti depresi parah, disertai diare, dehidrasi akibat tidak ada nafsu makan dan minum. Tanda – tanda klinis ini bervariasi tergantung dari umur unggas dan status kesehatan yang berpengaruh pada onset infeksi (Cereno 2004).
b. Variant Strain
pada strain ini memiliki 20 – 70 % kemiripan antigenik dengan classic strain. Biasanya tanda klinis strain ini tidak mirip seperti Classic strain, dan kebanyakan berhubungan dengan penyakit pernapasan. Variant strain tidak menyebabkan gejala klinis jelas namun mampu menginduksi imunosupresi yang parah (Butcher dan Miles 2006).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar